
Masjid Besar Xian merupakan masjid pertama di
daratan China, sehinga menjadikannya yang tertua di China. Ia dibina pada tahun
742 M ketika era Dinasti Tang.


Konsep masjid dan perniagaan ini sudah menjadi
tradisi dan model pembangunan masjid yang diasaskan oleh baginda Rasulullah
SAW. Kita boleh melihar model masjid dan pembangunan ekonomi umat seperti di
masjidil haram, masjid nabawi, masjid al Azhar dan masjid Husin di Mesir ,
masjid Baitul Rahman dan Masjid Baitul Rahim di Aceh, masjid-masjid di Turki
dan banyak lagi.
Menurut sumber , ada yang menceritakan bahawa Masjid ini sudah berusia lebih dari 650
tahun, tetap ada yang menyatakan bahawa masjid ini sudah berusia lebih dari 1250
tahun. Masjid ini juga termasuk dalam salah satu masjid terindah di Dunia. Ini kerana rekabentuk
bangunan di kawasan masjid ini masih mengekalkan senibina bangunan terdahulunya iaitu tempat sembahyang umat Budha atau
kuil.
Masjid
ini ditemukan oleh Laksamana Cheng Ho, penjelajah China yang merupakan penganut
Islam. Selama lebih dari satu milenium, Masjid Besar Xian telah menjadi sebahagian dari masyarakat Muslim China. Masjid ini memiliki seni reka bentuk seperti kuil tradisional China,
dengan banyak halaman dan pagoda. Namun semakin ke dalam, akan semakin terasa
nuansa islaminya, berupa hiasan kaligrafi Arab dan China. Komplek masjid ini
juga mengarah ke Mekah, kiblat bagi umat Muslim.
Masjid Besar Xi’an mempunyai lima halaman, yang semuanya menghadap
ke ruangan ibadah di sebelah barat. Setiap halaman memiliki bangunan dan gerbang sendiri. Di
bagian pertama, terdapat dua bangunan yang digunakan untuk menerima tamu. Di
bagian kedua terdapat ruang pembersihan diri (mandi, wudhu dan sebagainya).
Halaman ketiga masjid ini, yaitu Qing Xiu Dian atau tempat meditasi, memiliki menara masjid tertinggi di kompleks ini. Tingginya mencapai 10 meter.
Halaman ketiga masjid ini, yaitu Qing Xiu Dian atau tempat meditasi, memiliki menara masjid tertinggi di kompleks ini. Tingginya mencapai 10 meter.
Selain dari itu terdapat dua menara lainnya yang
digunakan sebagai tempat instrospeksi yang disebut Xing Xin Ting dan
tempat mengunjungi hati atau Sheng Xin Lou.
Di dua menara terakhir ini, meski
namanya tempat introspeksi dan mengunjungi hati, pada hakikatnya kedua menara ini memiliki
dua fungsi, yakni sebagai tempat untuk mengumandangkan adzan, dan juga
tempat melihat bulan. Menara ini direka dengan gaya tradisional China, dihiasi
dengan seramik
biru dan patung kepala naga. Di dalamnya, langit-langit menara diwarnai dengan
lukisan bunga teratai.
Di bagian keempat, terdapat
sebuah pavilion di tengah halaman yang disebut Feng Hua dan dua bangunan di
kiri kanan yang dibangun pada masa Dinasti Qing. Pavilion dan 2 bangunan lain
di bagian ini merupakan tempat murid-murid
belajar.
Bagian terakhir adalah ruang
berdoa atau masjidnya itu sendiri seluas 1270 meter persegi dengan interior
perpaduan kaligrafi China dan Islam serta dinding yang didekorasi ukiran
bertuliskan ayat-ayat suci Al Quran.
Keindahan
masjid tua yang merupakan kombinasi gaya tradisional Cina dan Arab melambangkan
kerukunan umat Muslim yang minoriti di
China dengan masyarakat Cina yang lain.

Tiada ulasan:
Catat Ulasan